S E D E K A H ? ? ?

Sebagian harta kita adalah milik fakir miskin dan anak-anak yatim.


Kalimat tersebut menjadi hidayah buat saya.
Saat bertemu dengan beliau yang duduk disamping saya mengeluarkan uang 50ribu dari sakunya. Saya kira akan membayar tiket/karcis bus jurusan Trenggalek. Setelah saya pikir-pikir beliau sudah membayar karcis. Diperjalanan senandung indah salawat mengiringi perjalanan kami yang di lantunkan kakek-kakek , beberapa menit kemudian kakek tua menjulurkan kantong biskuit ke arah kami. Beliau yang di samping saya  menaruh uang 50rbu tersebut di kantong bekas biskuit milik si kakek. Saya hanya terdiam dan senyum, bergumam dalam hati ya Allah bapak ini sangat dermawan tapi.... Dan beberapa menit kemudian ada anak yang lusuh dan hanya memiliki satu lengan yang membawa botol minum kaleng yang berisi beras dengan lantangnya menyanyikan lagu yang tentang koruptur. Tidak lama kemudian anak kecil tersebut juga menjulurkan topinya ke arah kami. Beliau yang di samping saya lagi-lagi memberi uang 50ribu. Saya terheran. Saya memberanikan diri untuk berbincang dengan bapak disamping saya yang sumeh sekali. Dalam perbincangan kami ngobrol  hampir satu jam. Ternyata Bapak yang dermawan ini hendak menjenguk anaknya di pondok. Pada akhir-akhir perbincangan saya menanyakan"Bapak kerja dimana?''. 'Saya penjual bakso dorong nak" jawab beliau. "Pasti Bapak juragan bakso?" saut saya. "Tidak nak, saya hanya penjual bakso dorong yang untungnya hanya 100rbu/hari itupun kalau baksonya habis semua"jawab beliau. Saya tetap tidak percaya. "Aah tidak mungkin bapak penjual bakso dorong , punya usaha bakso yang terkenal mungkin?". Kok gak percaya sih nak? saya kelihatan bohong? ujar siBapak". Sedikit terbata-bata saya memberanikan diri bertanya tentang sedekah ke-2 pengamen yang tadi banyak, karena biasanya orang-orang memberi pengamen 2rbu-3rbu yang saya jumpai. Dengan nada halus dan sumehnya bapak menjawab " kemarin saya dapat rejeki dari tetangga sebelah untuk mengisi prasamanan nikahan anaknya dengan bakso saya dengan keuntungan saya 400ribu''. Oooh saya terdiam. Tidak lama kemudian bapak  menyeletuk "Nak untuk memberi rejeki jangan tanggung-tanggung dan harus dengan hati ikhlas sebagai sesama umat. Kita jangan memberi hak mereka yang ada dalam rejeki kita dengan sisa-sisa recehan"pintanya.

Saya hanya tersenyum kebaliau, tetapi hati saya terasa tertampar. Beliau yang hanya berpenghasilan tidak jutaan masih ingat akan bersedekah, seakan ringan sekali menguarkan uang 50rb/100rbu untuk bersedekah. 

Apakah kita yang berpenghasilan lebih (jutaan) masih ragu ( eman) bersedekah dengan uang 50rbu/100rbu/lebih dari itu ke mereka yang membutuhkan?????



Terimakasih telah membaca :)

Komentar

Postingan Populer