Pindah Rumah Ketika Hamil?
Cerita ini tiba-tiba muncul ketika melihat tetangga baru yang pindah rumah ketika hamil muda. Entah kenapa pengen sekali nulis tentang hal ini. 2,5 tahun yang lalu setelah menikah saya dan suami memutuskan untuk membeli rumah di daerah Sidoarjo. Tapi sebelumnya ibu saya dan ibu mertua saya melarang saya untuk membeli rumah karena takut akan segera hamil. Entah kenapa mereka berfikiran seperti itu?. Mungkin kedua ibu saya kemakan mitos yang sudah ada selama ini yaitu bila hamil tidak boleh pindah rumah nanti bayinya hilang. Tapi saya dan suami tidak percaya, kami tetap meneruskan membeli rumah. Saya dan suami hanya berfikir itu hanya mitos, saya dan suami berlogika jika pindah rumah pada posisi mengandung, takutnya kecapekan karena pasti secara tidak langsung ikut berbenah rumah dan membuat kecapekan dan keguguran.
Setelah 3 bulan masa pernikahan kami mendapat kabar gembira, alhamdulillah saya hamil. Selang beberapa minggu ada kabar gembira lagi karena KPR saya di acc bank. Pada kehamilan 1-2 bulan saya tidak mengalami apapun namun pada kehamilan ke-3 saya selalu mual, badan lemas. Kehamilan jalan ke-3 bulan saya tidak bisa makan, bahkan minum air putihpun hanya bertahan 2 menit saya di perut lalu muntah. pada saat itu berat badan saya turun 6 kg posisi hamil. Sampai akhirnya saya periksa ke dokter dan harus di beri cairan karena dehidrasi. Ketika itu otomatis kandungan saya juga di periksa dan hasilnya sedikit meyedihkan karena telur tidak berkembang sesuai umurnya. Tapi dokter memberi saya motivasi dan semangat makan banyak dan minum banyak agar nutrisi bisa masuk ke dalam diri saya dan calon anak saya, agar calon anak saya bisa berkembang. Setelah beberapa minggu waktunya saya kontrol, dokter menyatakan hasilnya tidak berkembang. Dokter hanya memberi opsi 2 saja. Yang pertama dikiret, yang kedua tetap mempertahankan sampai usia 5 bulan. Saya memilih opsi yang ke dua.
Kehamilan 3 jalan ke 4 saya akhirnya di kiret karena keguguran. Kejadian terjadi ketika saya pulang dengan suami naik bis ke jombang. Keadaan saya sehat dan tidak lemas karena setelah kontrol yang terakhir saya di beri obat penguat kandungan dan nafsu makan, alhasil saya lahap makan dan berat bertambah walaupun sedikit. Setelah sampai di rumah malam hari kamipun beristirahat. Keesokan harinya saya merasa agak kram pada perut. Kemudian siang hari saya merasakan sakit yang begitu parahnya. Dari pagi sampai siang sebenarnya sudah merasakan sakit tapi saya tahan-tahan. Kemudian sore saya kekamar andi buang air kecil, tiba-tiba ada gumpalan merah jatuh. Otomatis saya teriak memanggil suami dan saya di larikan ke IGD. Di IGD setelah di periksa hasilnya telur danplasenta sudah tidak ada separuh. Menginaplah saya di IGD dan keesokan harinya saya di kiret. Rasanya kiret jangan ditanya lagi, luar biasa sakitnya(walaupun dibius tidak total).
Setelah satu minggu saya pemulihan dan akhirnya balik ke Surabaya. Oh iya, selama 7 bulan setelah nikah saya masih tinggal di rumah mertua karena rumah masih di bangun. Mertua saya sangat erat dengan adat jawa dan mitos-mitosnya. Terucaplah dari bibir mertua saya " Ya to ilang bayine". Saya hanya diam saja, aslinya sambil mikir apa bener?hehehe. Saya memberi opsi suami 2 pilihan, yang pertama stop bangun rumah sampai saya hamil lagi sampai melahirkan atau menunda kehamilan. Suami saya duduk dan menenangkan saya agar berfikiran positif dan pasrah dengan kehendak-NYA. Suami memberi nasehat jika semua sudah di takdirkan tidak ada hubungannya dengan mitos. Adem hati saya.
Selang 4 bulan setelah keguguran kamipun di beri amanah lagi, saya hamil. ALhmaudlillah, tapi saya juga merasa was-was. Suami setiap hari memberi saya nasehat agar tidak berfikir yang macam-macam. Suami tahu kalo saya masi trauma dengan keguguran. Pembangunan rumah masi dilanjutkan dan 70% hampir selesai. Saya juga tetap mengandung dengan sehat bahkan berat saya naik 18kg pada kehamilan 7 bulan. pada kehamilan 8 bulan rumah saya akhirnya jadi juga dan saya juga baik-baik saja. Mitos itu akhirnya bisa saya patahkan.
Kembali ke tetangga saya, setelah slametan/syukuran rumah baru beberapa hari kemudian ibu dengan inisial A keguguran kabarnya. Nah lo!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Terimakasih sudah membaca.
Komentar
Posting Komentar