Tanjakan Cangar Pacet Mojokerto Jawa Timur

     Tanggal 22 Juli 2018, suami mengajak saya dan Agam untuk menjenguk istri kawannya yang sudah melahirkan, sekalian silahturahmi. Pagi pukul 06.30 WIB kami sudah berangkat dari rumah menuju Kali Dawir Sidoarjo, sekitar 45 menit kamipun sampai. Oh iya, sebelumnya saya menyiapkan baju ganti untuk kami bertiga, karena kami punya rencana berlibur ke Saygon Water Park. Tidak lama kemudian kamipun pamit dan kami meneruskan perjalanan keSaygon. Dalam tengah perjalanam entah mengapa suami tiba-tiba berubah haluan dan saya spontan bertanya" kenapa kok putar balik? kan bener ini jalannya!. Suami menjelaskan kalau tidak ingin ke Saygon tapi ingin  ke Malang. Saya tidak setuju dengan pendapat suami karena pasti macet arah Malang di hari libur. Saya kasihan dengan Agam karena perjalanan jauh dan kami bawa sepeda motor. 

    Sekitar 30 menit berlalu, saya merasa aneh dengan jalannya karena tidak seperti biasa ke arah Malang. Mungkin suami saya mengetahui mimik muka saya yang kebingungam dari spion lihat kanan kiri. Si ayah Agam tiba-tiba menyeletuk" kita lewat jalan alternatif tanpa macet". Yaudahlah saya ikut aja apa kata supir. Beberapa jam kemudian saya melihat gunung dan jalan semakin menanjak, yey udaranya sejuk pemandangan hijau-hijau bikin mata seger. Nah, tidak lama kemudian saya melihat rambu jalan  menjanjak dan banyak sekali peringantan rawan laka. Nah lo, saya mulai panik. Di sepanjang jalan telah di sediakan tempat yang sudah di tempeli ban-ban mobil untuk kendaraan yang rem blong. Ada peringatan ' Jika naik masukkan gigi satu untuk mobil dan sepeda motor. Masalahnya sepeda kami  yang jelas matic, waduh bahaya. Secara matic yaaaaaa begitulah. Saya sudah menyarankan suami untuk putar balik jangan dilanjutin, tapi suami tetap melanjukan perjalanan karena tanjakan curamnya tinggal 2 aja.

    Setelah melewati tanjakan demi tanjakan yang begitu membuat jantung copot, saya melihat satu tanjakan yang panjang. Dihati cuman bisa berdoa semoga bisa naik ini sepeda dan penumpangnya. Setelah mulai masuk 10 meter tanjakan itu, kami melihat banyak sepeda motor yang tidak kuat dan merosot ke bawah begitu pula dengan mobil. Kita tetap lanjut, nah tiba-tiba  gas sepeda sudah pooollll dan tidak mau naik lagi, otomatis suami ngerem dan saya turun. Saya benar-benar menolak untuk tidak melanjutkan ke arah Malang dan suami mengiyakan untuk putar balik. Sewaktu putar balik banyak laka yang terjadi terutama sepeda motor yang gelontor dan pengendaranya jatuh karena ketika di rem, rem blong. Alhamdulillah sepeda kami tidak. 

    Suami saya mengendarai dengan pelan-pelan ketika memutuskan untuk balik. Secara kalau balik pasti jalan menurunkan, yang terjadi adalah rem kamipun blooooong. Saya kaget dan suami panik, langsung suami menabrakan kepembatas jalan dan jurang yang ada tanahnya di sampingnya. Kemudian saya turun dan suasana hening, dan suami saya memberikan minum. Suami  mengecek motor dan memperbaikinya. Kemudian kamipun melanjutkan perjalanan pulang, disepanjang jalanan suami tidak henti-hentinya meminta maaf ke saya dan Agam. Saya hanya diam, diam saya bukannya marah ke suami tapi memirkan tadi kalau tidak ada pembatas bagimana? kalau banyak kendaraan lain di depan saya bagaimana?.Dipikiran saya hanya Agam. 

Dari situlah saya menyimpulkan ketika ingin lewat cangar pastikan kendaraan dalam stamina baik, dan bisa berjalan di tanjakan, rem benar-benar baik digunakan. Karena saya juga melihat ada sepeda merk Beat bisa naik, ternyata mesin sudah di setting untuk tanjakan katanya sih gasnya dibesarin(saya nggak paham maksud gas dibesarin),heheehehe. So, untuk kalian yang ingin ke arah Malang lewat Cangar lebih berhati-hati ya. Silakan google sendiri untuk mengetahui bagaimana tanjakan Cangar. Yang jelas saya tidak mempunyai fotonya karena, you knowlah, heheheheh.

Terimakasih telah membaca.

:)
a

Komentar

Postingan Populer