Ambil mangkuknya, jangan cawannya(dawet jabung)
Ramadhan telah tiba. Banyak sekali aktifitas yang di jalani sebelum ramadhan. Salah satumya adalah ke makam ( nyekar ). Kali ini saya nyekar ke Madiun, nyekar almarhum bapaknya mertua. Setelah nyekar, bergubung madiun dan ponorogo dekat akhirnya kita memutuskan keponorogo. Suami ternyata kangen dengan pondoknya. Jika kesuatu kota pasti yang saya incar adalah kulinernya. Selain sate ponorogo, yang bikin kangen balik ponorogo adalah dawet jabung. Entah kenapa dinamakan dawet jabung. Apa terdapat didaerah jabung?. Minum dawet jabung ini untuk pertama kali dibikin malu sama suami. Gimana nggak malu coba, ternyata ada tata caranya. Sengaja suami dan bapak ibu tidak kasih tahu caranya karena merka tahu saya baru pertama kali. Dawet jabung di isi dengan dawet, ketan hitam, gula cair,garam,santan,es tube. Saya mengerti bahannya karena semua bahan ada didepan kita, dan penjualnya meraciknya didepan tempat duduk kita. Semua bahan di taruh di mangkuk mungil dan cawan dibawahnya. Ketika mangkuk yang dialasi cawan di berikan ke kita, otomatis saya pegang yang paling bawah dong yaitu cawan. Laaa, saya amabila dan tarik ke meja saya si penjualnya nggak mau ngelepas cawannya. Loh piye toh, aku iki tumbas mbak e,hahahah. Penjualnya hanya senyum saja, dan keluarga saya beserta pembelia lainnya ketawa. Lalu suami saya bilanb ambil mangkuknya, jangan pakai cawannya. Otomatis mulut saya yang kepo tanya Loh kok gitu?
Jadi teman-teman yang ke ponorogo dan beru pertama beli dawet jabung, please ambil mangkuknya jangan sama cawannya.
Terimakasih dan semoga bermanfaat.
Jadi teman-teman yang ke ponorogo dan beru pertama beli dawet jabung, please ambil mangkuknya jangan sama cawannya.
Terimakasih dan semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar